Jumat, 30 September 2011

Otak Lemot Dan Sakit Jantung Dibasmi Omega-3

Penyakit jantung adalah penyebab kematian orang dewasa saat ini, di Amerika Serikat saja hampir 1.5 juta orang meninggal karena sakit jantung setiap tahun. Indonesia juga bisa mengikuti Amerika Serikat dalam hal itu jika tidak berhati-hati.

Ahli fisiologi olahraga dan pakar kebugaran, Christopher Mohr, PhD, mengatakan, mengonsumsi asam lemak Omega-3 dapat mencegah penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan mempertajam ingatan karena lemak Omega-3 dapat meningkatkan kinerja membran sel-sel di dalam tubuh.

Kekurangan asupan Omega-3 dapat mengurangi fungsi-fungsi sel tubuh dan kesehatan secara umum. Disayangkan, Omega-3 tidak dapat diproduksi tubuh dan harus diperoleh dari makanan alias "diimpor" dari luar tubuh.

"Omega-3 sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan fungsi sel-sel tubuh," katanya . Dia berada di Jakarta untuk satu peluncuran produk Nordic Naturals, di Jakarta, pada Kamis.

Sumber Omega-3 dibagi tiga, yaitu EPA (asam eikosapentanoat), DHA (asam dokosaheksanoat) dan ALA (Asam Ala Linoleat).

EPA dan DHA bisa ditemukan dalam tubuh ikan di perairan dingin seperti ikan hering, tuna, sardin sedangkan ALA ditemukan dalam biji minyak flaxatau minyak nabati.

EPA bermanfaat untuk jantung dalam menjaga kadar normal dalam darah, menjaga kesehatan pembuluh darah dan meningkatkan fungsi jantung lebih bagus seiring bertambahnya usia. Sendi dalam mendukung kelenturan sendi, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sel yang sehat.

Sementara DHA berfungsi untuk otak dalam memperbaik suasana hati, mendukung sistem saraf yang sehat, memperkuat ingatan dan memperlambat penurunan penglihatan karena tua.

"Setiap orang dianjurkan mengasup 500mg - 1000mg EPA+DHA," katanya.

Meskipun demikian, Christopher menekankan masyarakat untuk mencoba gaya hidup sehat dengan olah-raga teratur, memakan makanan sehat dan mengasup suplemen makanan yang berkualitas. 

Sumber : Antaranews
Read more

Jumat, 16 September 2011

8 Cara Alami Jauhi Rokok


Bagi seorang perokok, menghentikan kebiasaan buruk tersebut memang bukan hal mudah. Namun, jika sudah bertekad untuk menghentikannya, Anda pasti bisa mengakhirinya. Dari berbagai metode yang ada. Berikut beberapa kiat sederhana nan alami yang bisa Anda segera terapkan ke lehidupan sehari-hari:

1. Berpikir positif

Berpikir jelas manfaat dari berhenti merokok. Sebagai permulaan, hitunglah uang yang akan Anda hemat setiap bulan hingga tahun. Belum lagi, pertambahan usia yang akan Anda dapat!

2. Belanjakan uang untuk hal lain

Tanpa disadari, merokok merupakan kebiasaan yang mahal. Maka itu, manjakan diri Anda dengan hal menyenangkan lainnya. Anda layak mendapatkannya!

3. Cari pengganti

Kreatiflah, karena setiap orang berbeda, tapi di sini ada beberapa saran untuk menghentikan kebiasaan Anda: Ambil napas dalam-dalam hingga 10 hitungan saat merasa ketagihan, makan wortel dan batang seledri, atau kunyah permen.

4. Alihkan perhatian

Buatlah diri Anda berada dalam situasi menyenangkan untuk mengalihkan perhatian dalam masa-masa sulit melepaskan diri dari nikotin, seperti mendengarkan musik favorit, menggambar, chatting dengan seorang teman yang baik, berkebun, berjalan-jalan, olahraga atau bahkan membuat kue! Cari cara Anda sendiri.

5. Kurangi interval merokok

Mulai dengan menunda 5-10 menit sebelum merokok berikutnya, dan perlahan-lahan meningkatkan jeda antara waktu merokok secara bertahap sesuai dengan keinginan.

6. Makan, minum dan bergembira

Pastikan untuk berolahraga secara teratur, minum air, dan makan dengan benar.

7. Ingat bawang putih dan jahe

Bawang putih tinggi kaya akan sulfur dan selenium yang membantu menarik kadmium dari tubuh (mineral beracun-produk dari merokok). Bawang putih yang baik untuk sistem kekebalan tubuh, memiliki sifat antimikroba dan antivirus, ditambah membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Sementara itu, jahe memiliki sifat antioksidan dan merangsang pencernaan dan sirkulasi lebih baik.

8. Coba cara herbal

Tanaman herbal alami dapat mengurangi kecanduan. Banyak yang beralih ke cara alami, melakukan pendekatan holistik untuk berhenti merokok.

Sumber : Media Indonesia
Read more

Orang Sering Pura-pura Nelpon untuk Menghindar


Banyak hal yang dilakukan seseorang saat merasa tak nyaman atau ingin menghindari sesuatu. Di kalangan pengguna telepon seluler, selain sebagai alat komunikasi, telepon seluler kerap dijadikan alat untuk menghindari interaksi sosial.

Survei yang dilakukan oleh Pew Internet Research Center & American Life Project terhadap 2.277 responden tentang perilaku pengguna ponsel di Amerika mengungkapkan, sebanyak 13 persen orang dewasa mengaku sering berpura-pura menelepon untuk menghindari percakapan sosial dengan orang lain.

Mereka yang berasal dari kalangan lebih muda ternyata persentasenya lebih besar lagi. Sekitar 30 persen responden berusia 18-29 tahun mengaku menghindari percakapan dengan berpura-pura menelepon. Sementara yang berusia 30-49 tahun persentasenya mencapai 11 persen.

Dari survei terungkap, 42 persen memakai ponsel untuk menghilangkan rasa bosan dengan bermain game, mendengarkan musik, video, mengeksplorasi aplikasi hingga chatting di layanan instant messaging (IM). Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya didominasi anak muda, sementara 51 persennya berusia antara 30 sampai 49 tahun.

Emerson Smith, sosiolog dan profesor asosiasi penelitian klinis di University of South Carolina School of Medicine mengatakan, perilaku tersebut merupakan bagian dari perkembangan sosial media dan ponsel.

Di satu sisi, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain lebih cepat dan menyebarkan pesan ke banyak orang. Kita bisa berbicara dengan siapa pun, di mana pun. Namun di sisi lain, kemampuan bertatap muka dan berkomunikasi dengan orang lain menjadi berkurang.

Menurut Smith, perilaku ini bisa menimbulkan masalah tertentu. Misalnya di tempat kerja, terutama jika pekerjaan mengharuskan mereka untuk berkonsultasi atau bertatap muka dengan orang lain.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa meski dilengkapi fitur inventif, ponsel juga menyebabkan rasa frustasi. Sekitar 20 persen responden mengaku frustrasi jika ponselnya terlalu lama mendownload sesuatu, 16 persen mengaku kesulitan membaca sesuatu di ponsel karena layar yang terlalu kecil. Sebagian besar responsen mengaku kecanduan ponsel, hanya 29 persen yang mematikan ponsel agar bisa beristirahat. (Sumber: InternetSehat/DOR)

Read more
 

BongkarPasang Design by Insight © 2009